Selasa, 16 September 2014

ONESHOOT_ [YERA COUPLE] "DREAM BOY"






Title     : DREAM BOY

Author   : Nafisa
Genre    : Romance, Comedy, Dll
Rate     : PG-16
Cast     : Kim Yesung, Lee Yura and others cast
-happy reading-
Author pov
Sinar matahari mulai menyinari seluruh bagian dunia, membangunkan semua makhluk yang sedang nyamannya beristirahat dari kegiatannya kemarin. Dan di mulai lah aktifitas mereka. Kecuali seorang gadis berparas cantik yang masih lelap dalam tidurnya tanpa menghiraukan cahaya yang mulai masuk lewat celah jendela kamarnya dan juga suara alarm yang berasal dari jam weker yang cukup memekakan telinga. Gadis itu tetap nyaman terlelap dengan di balut selimut. Sampai tiba-tiba suara seorang wanita membangunkannya.
“Yakk..!! Ra-yaa ppali ireona.. ini sudah siang” teriak seorang wanita paruh baya sambil mengguncangkan tubuh gadis yang masih terlelap tersebut.
“arghhh.. eomma, aku masih mengantuk” jawab gadis itu masih dengan mata tertutupnya.
“apa kau tidak kuliah eoh?”
“ini hari minggu eomma, aku tidak aja jam kuliah”
“Kalau begitu apakah kau ada janji bertemu dengan seseorang?” Tanya kembali wanita paruh baya itu pada gadis yang tertidur.
“janji.. janji apa yang eomma maksud?”
Gadis yang masih tertidur itu diam sejenak untuk berfikir. Dan seketika gadis itu terbangun dari tidurnya dengan wajah terkejut. Yang membuat wanita paruh baya yang ada di depannya ikut terkejut juga.
“Omona omona..!! eomma…. Eotteohke? Aku ada janji dengan Yesung oppa, dan sekarang sudah jam..”
“9 pagi” jawab wanita paruh baya itu yang ternyata eomma dari gadis tersebut.
“nde?! Eotteohke eomma… setengah jam lagi Yesung akan menjemputku… kyaaaa eomma tolong anak mu ini…” kata gadis itu dengan wajah cemasnya.
“sudah sudah, sekarang kau cepat mandi. Eomma akan menyiapkan baju untukmu. Setelah kau mandi turunlah untuk sarapan. Arraseo?” kata eomma Yura yang menenangkan anaknya.
Gadis yang diketahui bernama Lee Yura itu hanya mengangguk setuju akan ide dari eommanya, Ia pun langsung berlari ke kamar mandi. Sedangkan eomma nya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan jalan menuju lemari pakaian Yura untuk menyiapkan pakaiannya.
##
@car
Yura pov
“oppa.. hari ini kita mau kemana?” Tanya ku pada Yesung yang sibuk menyetir mobilnya kearah tujuan yang tidak kuketahui.
“sudahlah nanti juga kau tahu. hari ini kita habiskan waktu berdua. Kau ikuti aku saja, jangan banyak bertanya atau berkomentar. Arraseo?” jawab Yesung dengan menatap ke arah ku sebentar lalu berkonsentrasi kembali pada jalanan di depan.
“arra..” kata ku malas dan memalingkan wajah kearah jendela mobil.
Cukup lama perjalanan ku dengan Yesung, selama di perjalanan aku dan Yesung hanya diam dengan pikiran masing-masing. Dan aku sedikit kesal padanya karena ia tidak memberitahu ku kemana kita akan pergi.
“kita sampai, kajja” ajak Yesung dengan senyum sumringahnya dan aku hanya diam mengikuti ajakannya, seperti ucapnya tadi padaku ‘jangan banyak bertanya dan berkomentar’.
Dia menarik lenganku saat aku sudah berada di luar mobil dan aku tetap hanya mengikutinya tanpa membantah sedikit pun.
Ia tetap menarik lenganku tanpa memperdulikan wajahku yang sudah kesal karenanya. Namun saat dia berhenti dengan tiba-tiba dan membuatku sedikit mengerutkan alis heran dengan tempat yang ia tuju.
“kita sampai.. ini lah tempat kita menghabiskan waktu berdua, kau suka?” tanyanya padaku yang berada di belakangnya masih dengan wajah heranku.
“yak!! Wae? Wajahmu kau tekuk seperti itu. Kau tahu, kalau seperti itu kau sangat jelek.” Ejeknya pada ku, namun aku tetap pada pendirian. Diam tak menjawab pertanyaannya satupun.
“kenapa kau diam saja? Kau marah eoh?” tanyanya lagi dan aku tetap hanya diam dan mencoba memberanikan diri untuk menatap manik matanya dengan tatapan tajam.
“hohoho.. yeojachingu ku yang cantik ini kalau sedang kesal sangat menyeramkan ya.. hmm.. bagaimana kalau aku yang menghilangkan rasa kesal mu eoh?” lanjutnya lagi dengan tatapan mata yang jahil dan juga senyuman jahilnya.
Aku yang merasakan ada yang aneh dengan tatapan dan senyumannya itu pun bersiap-siap mundur untuk menghindar darinya. Dan benar saja, ia mulai mendekati wajahnya ke arahku.
“ma..mau apa kau eoh? Kau tak tahu kalau aku itu..”
CUP
Tanpa aba-aba ia langsung menarik pinggang dan tengkukku membuat bibirnya menempel sempurna di bibirku. Aku terdiam, masih terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba. Setelah bebarapa lama bibirku dan bibirnya menempel. Ingat hanya menempel. Ia pun melepaskan bibirnya dari bibirku dan mengecup pipi kananku.
“chagiya.. jangan marah lagi ne, aku tidak suka kalau kau marah padaku. Mianhae..” katanya setelah mencium pipi kananku dan mengelus puncak rambutku.
“sekarang tersenyumlah” perintahnya padaku dan aku menurutinya dengan sedikit menyunggingkan senyum terpaksaku. Aku sedikit puas dengan membuatnya merasa bersalah padaku.
“senyuman apa itu? tapi tak apalah, seperti itu lebih baik. Kajja kita lanjutkan kencan kita. Maukan?” tanyanya lagi padaku. Aku hanya mengangguk setuju dan mulai mengikuti langkahnya masuk ke dalam arena wahana.
##
Author pov
“oppa.. chebal, aku takut. Aku tidak ingin menaiki wahana ini. kau kan sangat tau kalau aku takut pada ketinggian oppa..” mohon Yura saat ia dipaksa untuk menaiki wahana yang dikenal dengan bianglala itu oleh Yesung. Ya, Wahana yang digemari banyak orang itu karena saat kita berada dipuncak bianglala pemandangan kota akan sangat indah di sana.
“tenang saja, ada oppa yang selalu disisi mu. Oppa punya kejutan untukmu dan untuk mengetahuinya, kau harus menaiki wahana ini. Kumohon untuk kali ini saja. chebal.. hmm?” kata Yesung menatap manik mata Yura untuk meyakinkannya bahwa wahana ini tidaklah menyeramkan dan agar rencana Yesung berhasil.
“tapi oppa.. aku..”
“sstttss.. percaya padaku, aku akan terus menggenggam tanganmu. Aku janji!”
Kini Yura diam sejenak dan berfikir. Walaupun masih terlihat takut ia memberanikan diri mengangguk setuju akan permohonan Yesung. Mungkin karena ia penasaran dengan kejutan yang akan diberikan Yesung nanti.
Dengan mengantri cukup lama mereka berdua pun menaiki wahana tersebut.
“tenanglah, aku selalu ada disisimu sayang” kata Yesung sambil menggenggam tangan Yura erat. Ia juga tak lupa memberikan senyum manisnya untuk menenangkan Yura saat wahana itu mulai bergerak naik perlahan.
Yura pun menutup matanya erat saat dirasakan bahwa kapsul yang ia naiki mulai bergerak, genggaman tangannya pada Yesung pun tak kalah eratnya. Dia takut, sungguh.
Yesung yang berada tepat di depan Yura pun hanya bisa tersenyum dan menatap intens Yura yang terpejam. Dia sungguh tak menyangka bahwa Yura ingin menaiki wahana yang ia takut kan selama hidupnya demi dirinya. Ya demi kejutan yang akan ia buat untuk Yura.
“oppa.. kau tidak tidur kan?” Tanya Yura pada Yesung saat Yura merasa tidak mendengar sedikit pun suara Yesung.
“ani, aku sedang melihat pemandangan yang sangat indah” jawab Yesung yang terus menatap Yura yang masih menutup matanya.
“oppa! Kau sungguh menyebalkan! Kau dengan enaknya melihat pemandangan yang indah dan kau menyiksaku dengan menutup mata terus menerus. Aku juga ingin melihat pemandangan yang kau bilang indah itu oppa. Aissh.. kau menyebalkan!” Yesung tersenyum melihat Yura yang mempoutkan bibirnya lucu itu. sangat menggemaskan, pikir Yesung.
“kau menggemaskan sayang” Yesung menarik hidung Yura gemas dan Yura pun semakin mempoutkan bibirnya kesal.
“cobalah buka matamu. Kau akan tau pemandangan yang indah itu jika kau membuka matamu. Kau sangat penasaran kan?” lanjut Yesung.
“dasar pemaksa! Baiklah, karena kadar ingin tau ku sangat tinggi dan aku takut kau melihat wanita cantik yang lain dibawah sana akan ku coba. Tapi kau janji terus menggenggam tanganku. Arraseo!” jawab Yura yang masih menggenggam tangan Yesung erat. Dia sangat tidak ingin melepaskan tangannya dari Yesung.
“ne, arraseo sayang”
Yura pun dengan sangat perlahan membuka matanya, ia merasakan tubuhnya bergetar hebat. Yesung pun juga merasakannya dan ia khawatir dengan Yura. Ia pun mengelus pipi Yura perlahan dengan satu tangannya yang bebas dari genggaman Yura. Membuat Yura tenang dan berhasil membuat matanya yang indah terbuka.
Yura menatap Yesung tak percaya dengan apa yang ia lakukan. Ia bisa membuka matanya di ketinggian yang sangat ia takutkan. Yura pun tersenyum manis menatap Yesung yang terus mengelus pipi nya lembut.
“oppa.. mana pemandangan indah yang kau katakan? Aku ingin melihatnya”
“mianhae Yura-ya, kau tidak bisa melihatnya. Hanya aku saja yang bisa” jawab Yesung sambil tersenyum pada Yura.
“mwo?! Apa-apaan itu oppa. Aku juga ingin melihatnya. Bahkan aku sudah rela membuang jauh rasa takutku pada ketinggian untuk membuka mataku dan melihatnya. Apa kau mengerjaiku oppa?”
“ani. Aku bersungguh-sungguh. Pemandangan itu sangat indah. Bahkan lebih indah dari yang ada diluar sana.” Jawab Yesung lagi yang membuat Yura semakin geram.
“oppa! Kau meyebalkan! Sungguh! Sangat sangat menyebalkan!” Yura pun mempoutkan kembali bibirnya dan menutup matanya kembali. Dia sungguh menyesal dan sangat kesal dengan Yesung. Rasa nya jika dia tidak ada di bianglala ini, ia ingin meninju Yesung dengan kencang dan tidak akan menemuinya sampai Yesung meminta maaf sambil memakai rok mini.
“hei, sayang! Kenapa kau menutup matamu kembali?” Tanya Yesung sambil menggoyangkan genggamannya dengan Yura.
“terserah diriku. apa urusannya denganmu” jawab Yura ketus.
“yayaya.. kau marah eoh?!”
“apapun yang kau katakan aku tak peduli”
“benarkah?! Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa pemandangan yang indah itu benar-benar seorang wanita?” jawab Yesung dengan senyum jahilnya.
“terserah! Aku tidak peduli”
“baiklah, Yura-ya lihat wanita itu cantik sekali. Rambutnya panjang, matanya indah, hidungnya mancung, kulitnya putih, wajahnya yang menggemaskan dan kau tau? Aku sangat menyukai bibirnya yang munggil dan merah merona! Aigooo! Aku ingin menciumnya Yura!”
“oppa! Kau menyebalkan! Awas saja jika kau berani mencium bibirnya”
“memangnya apa yang akan kau lakukan jika aku menciumnya?”
“aku akan mencongkel matamu dan menjahit mulutmu itu” jawab Yura dengan penuh kekesalan. Bayangkan saja, kekasih kita yang tepat berada di hadapan kita berani-beraninya menyebut wanita lain cantik sampai-sampai ingin menciumnya. Wanita mana yang tidak akan kesal jika mendengarnya.
“itu yang kau lakukan? Baiklah, aku akan menciumnya”
“oppa! Kau sungguh-“
Cup
Perkataan Yura terputus dengan ciuman Yesung yang tiba-tiba tepat dibibirnya sampai-sampai dia membuka matanya karena terkejut. Yesung tersenyum melihat Yura dengan ekspresi itu. Yesung pun mulai menutup matanya dan menikmati ciumannya dengan Yura.
Ia terus melumat bergantian bibir atas dan bawah Yura dengan sangat lembut. Tanpa disadari Yura menikmati juga ciuman itu. Yura menutup matanya dan dengan perlahan mengalungkan tangannya ke leher Yesung dan ikut mengimbangi permainan Yesung dibibirnya.
Yesung melepaskan ciumannya saat dirasanya Yura kehabisan nafasnya. Ia ternyum kepada Yura.
“apakah kau akan mencongkel mataku dan menjahit mulutku sayang?” Tanya Yesung yang masih mengatur nafasnya dan degupan jantungnya setelah ciumannya dengan Yura.
Yura dengan manja menempelkan keningnya dengan kening Yesung dan tersenyum manis.
“apakah aku tadi bilang begitu? Kenapa kau mengerjaiku oppa. Kenapa kau tak bilang padaku bahwa wanita yang kau lihat itu aku. Apakah kau tak tau aku sangat cemburu” jawab Yura dan mengecup sekilas bibir Yesung, membuat Yesung terkejut dengan perlakuan Yura yang bisa berubah dengan cepat kepadanya.
“bagaimana aku bisa melihat wanita lain saat dihadapanku sudah ada wanita yang sangat cantik dan telah berhasil merebut hatiku seutuhnya dan tidak mengijinkanku melihat wanita lain selain dirinya, eoh?” jawab Yesung yang telah tersadar dari keterkejutannya.
“jangan salahkan aku karena kau tidak bisa melihat wanita lain selain diriku. Kau juga salah oppa. Kau juga telah mengambil hatiku sepenuhnya dan tidak mengijinkan aku untuk melihat pria lain selain dirimu”
Yura dan Yesung tersenyum bersamaan dengan kening mereka yang masih menempel.
“aku mencintaimu Lee Yura. Sangat sangat mencintaimu”
“aku juga mencintaimu Kim Yesung. Sangat sangat mencintaimu”
Mereka tersenyum bersamaan dan seketika suasana di dalam kapsul bianglala menjadi hening. Yesung perlahan mendekatkan lagi wajahnya ke arah Yura. Yura yang sudah tau dengan keadaan itu pun mulai menutup matanya.
Perlahan jarak mereka semakin menipis dan deruan nafas keduanya terasa di masing-masing wajah mereka. Hidung mereka pun mulai bersentuhan sampai sebuah suara menghentikan aktifitas mereka dan mengebalikan jawak mereka ke semula.
“ehemm.. maaf tuan, nona. Bisakah anda bergantian dengan pengunjung yang lain?” Tanya seorang penjaga wahana saat ia membuta pintu kapsul yang dinaiki Yesung dan Yura.
Yesung dan Yura pun berdiri bersamaan dan dengan segera mereka berdua keluar dari kapsul tersebut. Yesung menggandeng tangan Yura dan Yura pun menunduk malu dan mengikuti langkah Yesung.
***
Disinilah mereka sekarang, duduk di bangku yang telah disediakan untuk pengunjung. Mereka saling duduk berdampingan dengan ice krim ditangan mereka masing-masing. Senyum bahagia tak pernah luput dari bibir pasangan ini.
“ahhhh.. aku sangat lelah oppa” kata Yura dan meletakkan kepalanya dibahu Yesung.
“aku juga sayang. Tapi aku bahagia” jawab Yesung dan mengelus kepala Yura lembut dengan tangannya yang tidak memegang es krim.
“ya, aku juga bahagia oppa. Sangat sangat bahagia. Gomawo oppa” Yura mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Yesung dan mencium sekilas pipi kanan Yesung.
Yeusng tersenyum dengan perlakuan Yura padanya. Ia pun membalas mencium pipi kiri Yura lembut dan cukup lama. Membuat Yura menutup matanya dan menikmati sentuhan bibir Yesung dipipinya.
“nado chagia, aku juga berterimakasih karena kau hari ini telah membuat ku tersenyum dan membuat degupan jantungku tak berhenti karena kau selalu berada disampingku”
“Aku mencintaimu Kim Yura” lanjut Yesung menatap Yura dengan mata teduhnya dan mencium kening Yura.
“aku mencintaimu Kim Yesung”
“tapi oppa, marga ku Lee. Kenapa kau menyebutku dengan marga mu?” lanjut Yura heran dengan ucapan Yesung tadi.
Yesung tersenyum mendengar penuturan Yura yang menurutnya sangat polos itu. tanpa terlihat oleh Yura, tangan Yesung menggambil sesuatu di saku celananya yang ia pakai.
“aku tau sayang, margamu memang Lee. Tapi, maukah kau mengubahnya menjadi margaku?” Tanya Yesung pada Yura. Yura menaikkan alisnya.
“eoh? Apa maksudmu oppa?”
“maukah kau menikah denganku Yura? Menghabiskan sisa hidupmu bersama ku?” jawab Yesung dengan menunjukkan sebuah cincin indah yang terdapat dikotak kecil di tangannya.
“oppa, kau melamarku?” Tanya Yura lagi pada Yesung.
“iya sayang, maaf aku tidak bisa membuat lamaran yang romantic. Namun aku janjikan padamu bahwa aku tulus sangat tulus mencintaimu dan memilih dirimu untuk menemaniku seumur hidupku”
“bagaimana? Kau mau menikah denganku?” Tanya Yesung kembali dan menunjukkan senyum nya untuk Yura.
“bagaimana ya? Sebenarnya aku sangat ingin mendapatkan lamaran yang romantis, tapi karena kau terpaksa. Ya sudah, aku mau oppa” ucap Yura dengan wajah yang sengaja dibuat seperti terpaksa.
Ia ingin mengerjai Yesung. Dan lihat sekarang, wajah Yesung berubah menjadi murung. Senyumnya yang indah tadi seketika memudar karena ucapan Yura dan Yura sangat ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yesung yang menurutnya sangat lucu itu.
“apakah kau terpaksa Yura?” Tanya Yesung dengan wajah yang ditundukkannya.
“hahahahaha oppa.. wajahmu.. hahahaha”
Yesung pun mengangkat wajahnya saat mendengar suara tawa Yura. Ia menautkan alisnya bingung.
“kau.. kenapa tertawa Yura? Apa yang lucu? Kau itu. Aishh” jawab Yesung yang membelakangi Yura. Ya, dia sangat kecewa tadi dan dengan seenaknya Yura tertawa.
“aigoo oppa~ kau marah padaku?” Tanya Yura yang sudah berhenti dari tertawanya karena melihat Yesung yang membelakanginya. Ya, dia berhasil membuat Yesung kesal.
“oppa, aku hanya bercanda~ aku hanya membalasmu… ayolah oppa, lihat aku”
Yura memegang kedua bahu Yesung dan menghadapkannya ke depan, tepat di hadapan Yura. Ia pun mengubah ekspresinya dari tertawa menjadi serius dengan dihiasi senyum manisnya. Manic matanya menatap Yesung dengan tatapan lembut.
Yura melepaskan cengkramannya di bahu Yesung dan beralih menangkup wajah Yesung dengan kedua tangannya. Ia sesekali mengusap pipi Yesung lembut.
“oppa, lihat aku” perintah Yura pada Yesung dan Yesung pun menurutinya.
“aku sangat mencintaimu. Hanya kau satu-satunya pria setelah appa ku yang selalu ada dipikiranku. Hanya kau yang selalu membuatku tersenyum tanpa alasan. Hanya kau yang selalu ada di mimpiku. Mimpiku selalu indah jika ada kau di dalamnya dan aku selalu berdoa sebelum tidur agar kau selalu muncul dimimpiku”
“aku tau kau tidak sempurna, tapi kau membuat hidupku sempurna. Aku bisa merasakan kesal dan senang secara bersamaan. Dan aku ingin hanya kau yang menemaniku disisa hidupku, tanpa paksaan dan tanpa penyesalan” lanjut Yura yang mulai membuat Yesung kembali tersenyum. Ia sangat tidak menyangka Yura bisa mengucapkan kata-kata seromantis itu lebih dari dirinya.
Yura mengambil alih kotak kecil yang ada ditangan Yesung ke tangannya dan mengambil cincin yang manis itu dan memakainya di jari manisnya sendiri. Ia tersenyum manis pada Yesung.
“aku mencintaimu pria mimpiku dan aku sangat ingin menikah denganmu” lanjut Yura dan mengecup kening Yesung.
Yesung yang merasa hatinya bagai dipenuhi bunga pun langsung memeluk Yura erat dan sesekali mengecup puncak kepala Yura. Ia sangat bahagia, sungguh. Kebahagian itu tak bisa di ucapkan dengan kata-kata.
“Yura-ya, terimakasih. Huhh maafkan aku yang tidak bisa berbuat romantis dan terimakasih telah membuat aku, yang seorang pria seperti dilamar oleh wanita.”
Yesung kembali mengeratkan pelukannya pada Yura. Ia mendengar Yura terkikik didalam pelukannya.
“cheonma oppa. Dan kau baru tau kalau aku sangat romantis? Bagaimana? Apakah kau senang?” Yura melepas pelukan Yesung.
“yaahh.. walaupun aku sedikit tidak terima kalau kau lebih romantis dariku, tapi aku jujur. Aku sangat senang dan berterima kasih padamu Yura-ya. Aku mencintaimu”
Yesung mendekatkan wajahnya ke Yura. Mempertipis jaraknya dengan Yura dan mencium kedua mata Yura yang membuat sepasang mata indah itu tertutup. Setelah itu, ia mencium hidung Yura, lalu berlanjut ke kedua pipi Yura dan terakhir mencium bibir Yura. Ia tersenyum di sela-sela ciumannya dengan Yura.
“aku mencintaimu Kim Yura” ucap Yesung setelah melepas ciumannya sengan Yura.
“aku juga mencintaimu Kim Yesung”

_end_






Gomawo yang udah mau baca. ^^
Mianhae jika ceritanya ga sesuai sama title nya dan typo yang bertebaran itu. *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar