Title : DREAM
BOY
Author : Nafisa
Genre :
Romance, Comedy, Dll
Rate :
PG-16
Cast
: Kim Yesung, Lee Yura and
others cast
-happy reading-
Author pov
Sinar matahari
mulai menyinari seluruh bagian dunia, membangunkan semua makhluk yang sedang
nyamannya beristirahat dari kegiatannya kemarin. Dan di mulai lah aktifitas
mereka. Kecuali seorang gadis berparas cantik yang masih lelap dalam tidurnya
tanpa menghiraukan cahaya yang mulai masuk lewat celah jendela kamarnya dan
juga suara alarm yang berasal dari jam weker yang cukup memekakan telinga.
Gadis itu tetap nyaman terlelap dengan di balut selimut. Sampai tiba-tiba suara
seorang wanita membangunkannya.
“Yakk..!! Ra-yaa
ppali ireona.. ini sudah siang” teriak seorang wanita paruh baya sambil
mengguncangkan tubuh gadis yang masih terlelap tersebut.
“arghhh..
eomma, aku masih mengantuk” jawab gadis itu masih dengan mata tertutupnya.
“apa kau tidak
kuliah eoh?”
“ini hari minggu
eomma, aku tidak aja jam kuliah”
“Kalau begitu
apakah kau ada janji bertemu dengan seseorang?” Tanya kembali wanita paruh baya
itu pada gadis yang tertidur.
“janji.. janji
apa yang eomma maksud?”
Gadis yang
masih tertidur itu diam sejenak untuk berfikir. Dan seketika gadis itu
terbangun dari tidurnya dengan wajah terkejut. Yang membuat wanita paruh baya
yang ada di depannya ikut terkejut juga.
“Omona
omona..!! eomma…. Eotteohke? Aku ada janji dengan Yesung oppa, dan sekarang
sudah jam..”
“9 pagi” jawab
wanita paruh baya itu yang ternyata eomma dari gadis tersebut.
“nde?!
Eotteohke eomma… setengah jam lagi Yesung akan menjemputku… kyaaaa eomma tolong
anak mu ini…” kata gadis itu dengan wajah cemasnya.
“sudah sudah,
sekarang kau cepat mandi. Eomma akan menyiapkan baju untukmu. Setelah kau mandi
turunlah untuk sarapan. Arraseo?” kata eomma Yura yang menenangkan anaknya.
Gadis yang
diketahui bernama Lee Yura itu hanya mengangguk setuju akan ide dari eommanya,
Ia pun langsung berlari ke kamar mandi. Sedangkan eomma nya tersenyum sambil
menggelengkan kepalanya dan jalan menuju lemari pakaian Yura untuk menyiapkan
pakaiannya.
##
@car
Yura pov
“oppa.. hari
ini kita mau kemana?” Tanya ku pada Yesung yang sibuk menyetir mobilnya kearah
tujuan yang tidak kuketahui.
“sudahlah
nanti juga kau tahu. hari ini kita habiskan waktu berdua. Kau ikuti aku saja,
jangan banyak bertanya atau berkomentar. Arraseo?” jawab Yesung dengan menatap ke
arah ku sebentar lalu berkonsentrasi kembali pada jalanan di depan.
“arra..” kata
ku malas dan memalingkan wajah kearah jendela mobil.
Cukup lama
perjalanan ku dengan Yesung, selama di perjalanan aku dan Yesung hanya diam dengan
pikiran masing-masing. Dan aku sedikit kesal padanya karena ia tidak
memberitahu ku kemana kita akan pergi.
“kita sampai,
kajja” ajak Yesung dengan senyum sumringahnya dan aku hanya diam mengikuti ajakannya,
seperti ucapnya tadi padaku ‘jangan banyak bertanya dan berkomentar’.
Dia menarik
lenganku saat aku sudah berada di luar mobil dan aku tetap hanya mengikutinya
tanpa membantah sedikit pun.
Ia tetap
menarik lenganku tanpa memperdulikan wajahku yang sudah kesal karenanya. Namun
saat dia berhenti dengan tiba-tiba dan membuatku sedikit mengerutkan alis heran
dengan tempat yang ia tuju.
“kita sampai..
ini lah tempat kita menghabiskan waktu berdua, kau suka?” tanyanya padaku yang
berada di belakangnya masih dengan wajah heranku.
“yak!! Wae? Wajahmu
kau tekuk seperti itu. Kau tahu, kalau seperti itu kau sangat jelek.” Ejeknya
pada ku, namun aku tetap pada pendirian. Diam tak menjawab pertanyaannya
satupun.
“kenapa kau
diam saja? Kau marah eoh?” tanyanya lagi dan aku tetap hanya diam dan mencoba
memberanikan diri untuk menatap manik matanya dengan tatapan tajam.
“hohoho..
yeojachingu ku yang cantik ini kalau sedang kesal sangat menyeramkan ya.. hmm..
bagaimana kalau aku yang menghilangkan rasa kesal mu eoh?” lanjutnya lagi
dengan tatapan mata yang jahil dan juga senyuman jahilnya.
Aku yang
merasakan ada yang aneh dengan tatapan dan senyumannya itu pun bersiap-siap
mundur untuk menghindar darinya. Dan benar saja, ia mulai mendekati wajahnya ke
arahku.
“ma..mau apa
kau eoh? Kau tak tahu kalau aku itu..”
CUP
Tanpa aba-aba
ia langsung menarik pinggang dan tengkukku membuat bibirnya menempel sempurna
di bibirku. Aku terdiam, masih terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba.
Setelah bebarapa lama bibirku dan bibirnya menempel. Ingat hanya menempel. Ia
pun melepaskan bibirnya dari bibirku dan mengecup pipi kananku.
“chagiya..
jangan marah lagi ne, aku tidak suka kalau kau marah padaku. Mianhae..” katanya
setelah mencium pipi kananku dan mengelus puncak rambutku.
“sekarang
tersenyumlah” perintahnya padaku dan aku menurutinya dengan sedikit
menyunggingkan senyum terpaksaku. Aku sedikit puas dengan membuatnya merasa
bersalah padaku.
“senyuman apa
itu? tapi tak apalah, seperti itu lebih baik. Kajja kita lanjutkan kencan kita.
Maukan?” tanyanya lagi padaku. Aku hanya mengangguk setuju dan mulai mengikuti
langkahnya masuk ke dalam arena wahana.
##
Author pov
“oppa.. chebal,
aku takut. Aku tidak ingin menaiki wahana ini. kau kan sangat tau kalau aku
takut pada ketinggian oppa..” mohon Yura saat ia dipaksa untuk menaiki wahana
yang dikenal dengan bianglala itu oleh Yesung. Ya, Wahana yang digemari banyak
orang itu karena saat kita berada dipuncak bianglala pemandangan kota akan
sangat indah di sana.
“tenang saja, ada oppa
yang selalu disisi mu. Oppa punya kejutan untukmu dan untuk mengetahuinya, kau
harus menaiki wahana ini. Kumohon untuk kali ini saja. chebal.. hmm?” kata Yesung
menatap manik mata Yura untuk meyakinkannya bahwa wahana ini tidaklah
menyeramkan dan agar rencana Yesung berhasil.
“tapi oppa.. aku..”
“sstttss.. percaya
padaku, aku akan terus menggenggam tanganmu. Aku janji!”
Kini Yura diam sejenak
dan berfikir. Walaupun masih terlihat takut ia memberanikan diri mengangguk
setuju akan permohonan Yesung. Mungkin karena ia penasaran dengan kejutan yang
akan diberikan Yesung nanti.
Dengan mengantri cukup
lama mereka berdua pun menaiki wahana tersebut.
“tenanglah, aku selalu
ada disisimu sayang” kata Yesung sambil menggenggam tangan Yura erat. Ia juga
tak lupa memberikan senyum manisnya untuk menenangkan Yura saat wahana itu
mulai bergerak naik perlahan.
Yura
pun menutup matanya erat saat dirasakan bahwa kapsul yang ia naiki mulai bergerak,
genggaman tangannya pada Yesung pun tak kalah eratnya. Dia takut, sungguh.
Yesung
yang berada tepat di depan Yura pun hanya bisa tersenyum dan menatap intens Yura
yang terpejam. Dia sungguh tak menyangka bahwa Yura ingin menaiki wahana yang
ia takut kan selama hidupnya demi dirinya. Ya demi kejutan yang akan ia buat
untuk Yura.
“oppa..
kau tidak tidur kan?” Tanya Yura pada Yesung saat Yura merasa tidak mendengar
sedikit pun suara Yesung.
“ani,
aku sedang melihat pemandangan yang sangat indah” jawab Yesung yang terus
menatap Yura yang masih menutup matanya.
“oppa!
Kau sungguh menyebalkan! Kau dengan enaknya melihat pemandangan yang indah dan
kau menyiksaku dengan menutup mata terus menerus. Aku juga ingin melihat
pemandangan yang kau bilang indah itu oppa. Aissh.. kau menyebalkan!” Yesung
tersenyum melihat Yura yang mempoutkan bibirnya lucu itu. sangat menggemaskan,
pikir Yesung.
“kau
menggemaskan sayang” Yesung menarik hidung Yura gemas dan Yura pun semakin
mempoutkan bibirnya kesal.
“cobalah
buka matamu. Kau akan tau pemandangan yang indah itu jika kau membuka matamu.
Kau sangat penasaran kan?” lanjut Yesung.
“dasar
pemaksa! Baiklah, karena kadar ingin tau ku sangat tinggi dan aku takut kau
melihat wanita cantik yang lain dibawah sana akan ku coba. Tapi kau janji terus
menggenggam tanganku. Arraseo!” jawab Yura yang masih menggenggam tangan Yesung
erat. Dia sangat tidak ingin melepaskan tangannya dari Yesung.
“ne,
arraseo sayang”
Yura
pun dengan sangat perlahan membuka matanya, ia merasakan tubuhnya bergetar
hebat. Yesung pun juga merasakannya dan ia khawatir dengan Yura. Ia pun
mengelus pipi Yura perlahan dengan satu tangannya yang bebas dari genggaman Yura.
Membuat Yura tenang dan berhasil membuat matanya yang indah terbuka.
Yura
menatap Yesung tak percaya dengan apa yang ia lakukan. Ia bisa membuka matanya
di ketinggian yang sangat ia takutkan. Yura pun tersenyum manis menatap Yesung
yang terus mengelus pipi nya lembut.
“oppa..
mana pemandangan indah yang kau katakan? Aku ingin melihatnya”
“mianhae
Yura-ya, kau tidak bisa melihatnya. Hanya aku saja yang bisa” jawab Yesung
sambil tersenyum pada Yura.
“mwo?!
Apa-apaan itu oppa. Aku juga ingin melihatnya. Bahkan aku sudah rela membuang
jauh rasa takutku pada ketinggian untuk membuka mataku dan melihatnya. Apa kau
mengerjaiku oppa?”
“ani.
Aku bersungguh-sungguh. Pemandangan itu sangat indah. Bahkan lebih indah dari
yang ada diluar sana.” Jawab Yesung lagi yang membuat Yura semakin geram.
“oppa!
Kau meyebalkan! Sungguh! Sangat sangat menyebalkan!” Yura pun mempoutkan
kembali bibirnya dan menutup matanya kembali. Dia sungguh menyesal dan sangat
kesal dengan Yesung. Rasa nya jika dia tidak ada di bianglala ini, ia ingin
meninju Yesung dengan kencang dan tidak akan menemuinya sampai Yesung meminta
maaf sambil memakai rok mini.
“hei,
sayang! Kenapa kau menutup matamu kembali?” Tanya Yesung sambil menggoyangkan
genggamannya dengan Yura.
“terserah
diriku. apa urusannya denganmu” jawab Yura ketus.
“yayaya..
kau marah eoh?!”
“apapun
yang kau katakan aku tak peduli”
“benarkah?!
Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa pemandangan yang indah itu benar-benar
seorang wanita?” jawab Yesung dengan senyum jahilnya.
“terserah!
Aku tidak peduli”
“baiklah,
Yura-ya lihat wanita itu cantik sekali. Rambutnya panjang, matanya indah,
hidungnya mancung, kulitnya putih, wajahnya yang menggemaskan dan kau tau? Aku
sangat menyukai bibirnya yang munggil dan merah merona! Aigooo! Aku ingin
menciumnya Yura!”
“oppa!
Kau menyebalkan! Awas saja jika kau berani mencium bibirnya”
“memangnya
apa yang akan kau lakukan jika aku menciumnya?”
“aku
akan mencongkel matamu dan menjahit mulutmu itu” jawab Yura dengan penuh
kekesalan. Bayangkan saja, kekasih kita yang tepat berada di hadapan kita
berani-beraninya menyebut wanita lain cantik sampai-sampai ingin menciumnya.
Wanita mana yang tidak akan kesal jika mendengarnya.
“itu
yang kau lakukan? Baiklah, aku akan menciumnya”
“oppa!
Kau sungguh-“
Cup
Perkataan
Yura terputus dengan ciuman Yesung yang tiba-tiba tepat dibibirnya
sampai-sampai dia membuka matanya karena terkejut. Yesung tersenyum melihat Yura
dengan ekspresi itu. Yesung pun mulai menutup matanya dan menikmati ciumannya
dengan Yura.
Ia
terus melumat bergantian bibir atas dan bawah Yura dengan sangat lembut. Tanpa
disadari Yura menikmati juga ciuman itu. Yura menutup matanya dan dengan
perlahan mengalungkan tangannya ke leher Yesung dan ikut mengimbangi permainan Yesung
dibibirnya.
Yesung
melepaskan ciumannya saat dirasanya Yura kehabisan nafasnya. Ia ternyum kepada Yura.
“apakah
kau akan mencongkel mataku dan menjahit mulutku sayang?” Tanya Yesung yang
masih mengatur nafasnya dan degupan jantungnya setelah ciumannya dengan Yura.
Yura
dengan manja menempelkan keningnya dengan kening Yesung dan tersenyum manis.
“apakah
aku tadi bilang begitu? Kenapa kau mengerjaiku oppa. Kenapa kau tak bilang
padaku bahwa wanita yang kau lihat itu aku. Apakah kau tak tau aku sangat
cemburu” jawab Yura dan mengecup sekilas bibir Yesung, membuat Yesung terkejut
dengan perlakuan Yura yang bisa berubah dengan cepat kepadanya.
“bagaimana
aku bisa melihat wanita lain saat dihadapanku sudah ada wanita yang sangat
cantik dan telah berhasil merebut hatiku seutuhnya dan tidak mengijinkanku
melihat wanita lain selain dirinya, eoh?” jawab Yesung yang telah tersadar dari
keterkejutannya.
“jangan
salahkan aku karena kau tidak bisa melihat wanita lain selain diriku. Kau juga
salah oppa. Kau juga telah mengambil hatiku sepenuhnya dan tidak mengijinkan
aku untuk melihat pria lain selain dirimu”
Yura
dan Yesung tersenyum bersamaan dengan kening mereka yang masih menempel.
“aku
mencintaimu Lee Yura. Sangat sangat mencintaimu”
“aku
juga mencintaimu Kim Yesung. Sangat sangat mencintaimu”
Mereka
tersenyum bersamaan dan seketika suasana di dalam kapsul bianglala menjadi
hening. Yesung perlahan mendekatkan lagi wajahnya ke arah Yura. Yura yang sudah
tau dengan keadaan itu pun mulai menutup matanya.
Perlahan
jarak mereka semakin menipis dan deruan nafas keduanya terasa di masing-masing
wajah mereka. Hidung mereka pun mulai bersentuhan sampai sebuah suara
menghentikan aktifitas mereka dan mengebalikan jawak mereka ke semula.
“ehemm..
maaf tuan, nona. Bisakah anda bergantian dengan pengunjung yang lain?” Tanya
seorang penjaga wahana saat ia membuta pintu kapsul yang dinaiki Yesung dan Yura.
Yesung
dan Yura pun berdiri bersamaan dan dengan segera mereka berdua keluar dari
kapsul tersebut. Yesung menggandeng tangan Yura dan Yura pun menunduk malu dan
mengikuti langkah Yesung.
***
Disinilah
mereka sekarang, duduk di bangku yang telah disediakan untuk pengunjung. Mereka
saling duduk berdampingan dengan ice krim ditangan mereka masing-masing. Senyum
bahagia tak pernah luput dari bibir pasangan ini.
“ahhhh..
aku sangat lelah oppa” kata Yura dan meletakkan kepalanya dibahu Yesung.
“aku
juga sayang. Tapi aku bahagia” jawab Yesung dan mengelus kepala Yura lembut
dengan tangannya yang tidak memegang es krim.
“ya,
aku juga bahagia oppa. Sangat sangat bahagia. Gomawo oppa” Yura mengangkat
kepalanya untuk melihat wajah Yesung dan mencium sekilas pipi kanan Yesung.
Yeusng
tersenyum dengan perlakuan Yura padanya. Ia pun membalas mencium pipi kiri Yura
lembut dan cukup lama. Membuat Yura menutup matanya dan menikmati sentuhan
bibir Yesung dipipinya.
“nado
chagia, aku juga berterimakasih karena kau hari ini telah membuat ku tersenyum
dan membuat degupan jantungku tak berhenti karena kau selalu berada
disampingku”
“Aku
mencintaimu Kim Yura” lanjut Yesung menatap Yura dengan mata teduhnya dan
mencium kening Yura.
“aku
mencintaimu Kim Yesung”
“tapi
oppa, marga ku Lee. Kenapa kau menyebutku dengan marga mu?” lanjut Yura heran
dengan ucapan Yesung tadi.
Yesung
tersenyum mendengar penuturan Yura yang menurutnya sangat polos itu. tanpa
terlihat oleh Yura, tangan Yesung menggambil sesuatu di saku celananya yang ia
pakai.
“aku
tau sayang, margamu memang Lee. Tapi, maukah kau mengubahnya menjadi margaku?”
Tanya Yesung pada Yura. Yura menaikkan alisnya.
“eoh?
Apa maksudmu oppa?”
“maukah
kau menikah denganku Yura? Menghabiskan sisa hidupmu bersama ku?” jawab Yesung
dengan menunjukkan sebuah cincin indah yang terdapat dikotak kecil di
tangannya.
“oppa,
kau melamarku?” Tanya Yura lagi pada Yesung.
“iya
sayang, maaf aku tidak bisa membuat lamaran yang romantic. Namun aku janjikan
padamu bahwa aku tulus sangat tulus mencintaimu dan memilih dirimu untuk
menemaniku seumur hidupku”
“bagaimana?
Kau mau menikah denganku?” Tanya Yesung kembali dan menunjukkan senyum nya
untuk Yura.
“bagaimana
ya? Sebenarnya aku sangat ingin mendapatkan lamaran yang romantis, tapi karena
kau terpaksa. Ya sudah, aku mau oppa” ucap Yura dengan wajah yang sengaja
dibuat seperti terpaksa.
Ia
ingin mengerjai Yesung. Dan lihat sekarang, wajah Yesung berubah menjadi
murung. Senyumnya yang indah tadi seketika memudar karena ucapan Yura dan Yura
sangat ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yesung yang menurutnya
sangat lucu itu.
“apakah
kau terpaksa Yura?” Tanya Yesung dengan wajah yang ditundukkannya.
“hahahahaha
oppa.. wajahmu.. hahahaha”
Yesung
pun mengangkat wajahnya saat mendengar suara tawa Yura. Ia menautkan alisnya
bingung.
“kau..
kenapa tertawa Yura? Apa yang lucu? Kau itu. Aishh” jawab Yesung yang
membelakangi Yura. Ya, dia sangat kecewa tadi dan dengan seenaknya Yura
tertawa.
“aigoo
oppa~ kau marah padaku?” Tanya Yura yang sudah berhenti dari tertawanya karena
melihat Yesung yang membelakanginya. Ya, dia berhasil membuat Yesung kesal.
“oppa,
aku hanya bercanda~ aku hanya membalasmu… ayolah oppa, lihat aku”
Yura
memegang kedua bahu Yesung dan menghadapkannya ke depan, tepat di hadapan Yura.
Ia pun mengubah ekspresinya dari tertawa menjadi serius dengan dihiasi senyum
manisnya. Manic matanya menatap Yesung dengan tatapan lembut.
Yura
melepaskan cengkramannya di bahu Yesung dan beralih menangkup wajah Yesung
dengan kedua tangannya. Ia sesekali mengusap pipi Yesung lembut.
“oppa,
lihat aku” perintah Yura pada Yesung dan Yesung pun menurutinya.
“aku
sangat mencintaimu. Hanya kau satu-satunya pria setelah appa ku yang selalu ada
dipikiranku. Hanya kau yang selalu membuatku tersenyum tanpa alasan. Hanya kau
yang selalu ada di mimpiku. Mimpiku selalu indah jika ada kau di dalamnya dan
aku selalu berdoa sebelum tidur agar kau selalu muncul dimimpiku”
“aku
tau kau tidak sempurna, tapi kau membuat hidupku sempurna. Aku bisa merasakan
kesal dan senang secara bersamaan. Dan aku ingin hanya kau yang menemaniku
disisa hidupku, tanpa paksaan dan tanpa penyesalan” lanjut Yura yang mulai
membuat Yesung kembali tersenyum. Ia sangat tidak menyangka Yura bisa
mengucapkan kata-kata seromantis itu lebih dari dirinya.
Yura
mengambil alih kotak kecil yang ada ditangan Yesung ke tangannya dan mengambil
cincin yang manis itu dan memakainya di jari manisnya sendiri. Ia tersenyum
manis pada Yesung.
“aku
mencintaimu pria mimpiku dan aku sangat ingin menikah denganmu” lanjut Yura dan
mengecup kening Yesung.
Yesung
yang merasa hatinya bagai dipenuhi bunga pun langsung memeluk Yura erat dan
sesekali mengecup puncak kepala Yura. Ia sangat bahagia, sungguh. Kebahagian
itu tak bisa di ucapkan dengan kata-kata.
“Yura-ya,
terimakasih. Huhh maafkan aku yang tidak bisa berbuat romantis dan terimakasih
telah membuat aku, yang seorang pria seperti dilamar oleh wanita.”
Yesung
kembali mengeratkan pelukannya pada Yura. Ia mendengar Yura terkikik didalam
pelukannya.
“cheonma
oppa. Dan kau baru tau kalau aku sangat romantis? Bagaimana? Apakah kau
senang?” Yura melepas pelukan Yesung.
“yaahh..
walaupun aku sedikit tidak terima kalau kau lebih romantis dariku, tapi aku
jujur. Aku sangat senang dan berterima kasih padamu Yura-ya. Aku mencintaimu”
Yesung
mendekatkan wajahnya ke Yura. Mempertipis jaraknya dengan Yura dan mencium
kedua mata Yura yang membuat sepasang mata indah itu tertutup. Setelah itu, ia
mencium hidung Yura, lalu berlanjut ke kedua pipi Yura dan terakhir mencium
bibir Yura. Ia tersenyum di sela-sela ciumannya dengan Yura.
“aku
mencintaimu Kim Yura” ucap Yesung setelah melepas ciumannya sengan Yura.
“aku
juga mencintaimu Kim Yesung”
_end_
Gomawo
yang udah mau baca. ^^
Mianhae jika ceritanya ga sesuai sama title nya dan typo yang bertebaran itu. *bow
Mianhae jika ceritanya ga sesuai sama title nya dan typo yang bertebaran itu. *bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar